artikel

Senin, 10 Desember 2012

Perkembangan emosi pada masa remaja awal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja atau sering disebut dengan Masa Pubertas. Masa ini masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banayak perubahan pada intelektualnya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang Barat sebagai periode Sturm Und Drang. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat.
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan intelektual karena Pubertas serta perubahan kognitif dan social.

1.2      Rumusan Masalah
Dari uaraian di atas sudah tergambar pembahasan yang akan kami uraikan dalam makalah ini, yaitu tentang Perkembangan intelektual pada masa puber atau awal remaja”. Rumusan masalah yang akan dibahas dapat kami gambarkan dalam uraian berikut ini:
1.      perkembangan emosional pada masa remaja awal
2.      jenis-jenis perkembangan emosional pada masa remaja awal
3.      faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja awal
1.3      Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini disusun adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca tentang perkembangan anak yang sedang menglami masa Pubertas.
2.      Mengetahui ciri-ciri anak yang sedang menginjak usia ini serta mengetahui bahaya-bahayannya.
3.      Sebagai tugas kelompok untuk salah satu penilaian semester I mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.

1.4      Manfaat Penulisan
Dalam usia remaja anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan dan memerlukan kesiapan  mental. Di usia remaja anak mulai mencari dan memahami pribadi dirinya sendiri dan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, semua itu mendorongnya untuk bereksperimen dan mencari tahu.
Maka dari itu, tentunya Makalah ini  sangat bermanfaat bagi kita semua, terutama kepada kita sebagai Generasi Penerus Bangsa. Kita dapat mempelajari lebih dalam tentang Perkembangan Sosial  Masa Pubertas yang saat ini sudah semakin menjadi-jadi. Selain itu, kita dapat mengetahui segala problematika yang sedang terjadi pada kalangan remaja saat ini.


BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL PADA
MASA REMAJA AWAL

2.1  Perkembangan emosional pada masa remaja awal
Setelah melewati masa kanak-kanak (usia 6-12 tahun) yang relative tenang, masa remaja ditandai dengan kehidupan emosi yang lebih bergejolak. Remaja mulai melonggarkan ikatan emosional dengan kedua orang tuanya walaupun secara finansial remaja menyadari bahwa dirinya masih bergantung kepada orang tua. Melonggarnya ikatan emosional  dengan orang tua memang diperlukan dalam rangka membentuk identitas dirinya sendiri. Pada saat itu remaja mulai meninggalkan sebagian aturan, nilai atau norma yang berlaku dirumah orang tuanya, dan mulai mencari nilai baru dalam kehidupan pertemanan dengan teman sebayanya. Aturan tidak boleh merokok di rumah mulai ditinggalkan. Agar diakui sebagai manusia yang telah dewasa ia akan merokok  atau minum minuman beralkohol karen kebiasaan merokok sering  dianggap sebagai lambang kedewasaan dan lambang kejantanan. Minum minuman beralkohol melambangkan kehidupan  modern, bahkan dalam iklan sering  digambarkan sebagai lambang keberhasilan. Semangat untuk melakukan eksplorasi  terhadap dunia sekitarnya mendorong remaja untuk melakukan kegiatan baru dan mengandung resiko berbahaya. Remaja berusia 15-16 tahun mempunyai keyakinan yang khas dan unik (personal fable) bahwa apa yang dapat terjadi pada orang lain, tidak akan terjadi pada dirinya. Ia percaya bahwa melakukan hal yang menyimpang tidak akan merugikan dirinya walaupun kenyataanya menunjukan hal yang sebaliknya.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi  oleh lingkungan dan teman-teman  sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif  yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaiman remaja mampu untuk member kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakn diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi  yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa remaja pada masa pubertas mempercayakan temn-temannya sebagai sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral (bemtt dan percy, 1986). Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kongnitif, dan sosial dari remaja ini adalah umum. Walaupun praremaja pada umumnya bahagia dan optima, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti:
1.      Tidak diterima oleh kelompoknya,
2.      Tidak mempunyai sahabat,
3.      Dihukum oleh orang tua mereka,
4.      Mempunyai orang tua yang bercerai,
5.      Tidak melaksanakan tugas sekolah, dan
6.      Sakit hati
Emosi lain dari masa ini meliputi moral (ketakutan tidak dapat mengontrol kemrahanya), merasa bersalah, frustasi, dan iri hati. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian dari pertumbuhan mereka.
2.2   Jenis-jenis perkembangan emosional pada remaja awal
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Berikut penjelasannya.
a)      Cinta/kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Tidak ada ramaja yang dapat hidup bahagia dan sehat tanpa mendapatkan cinta orang lain. Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupun kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan besar kemunkinan  disebapkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai  yang tidak disadari ( sunarto,2002:152).
Pada zaman remaja adalah puncak wujudnya perasaan cinta romantis. Remaja yang mempunyai cirri-ciri romantis adalah remaja yang mengalami tarikan heteroseksual (tariakan antara remaja yang berlainan kelamin) melalui pendampingan mereka dengan remaja lain. Menurut dr rohati majzub, perasaan romantis membawa pengertian bahwa mereka menganggap dan mengambarkan individu yang dicintai itulah yang paling ideal, mempunyai watak, sahsiah atau ciri-ciri yang memikat hati remaja.
Kebutuhan akan kasih sayang dapat diekspresikan jika seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari orang lain, baik orang tua, teman dan orang dewasa lainnya. Kasih sayang akan sulit untuk dipuaskan pada suasana yang mobilitas tinngi. Kebutuhan akan kasih sayang dapat dipuaskan melalui hubungan yang akrab dengan yang lain. Kasih sayang merupakan keadaan yang dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati, kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan kasih sayang merupakan penyebap utama dari gangguan emosional (Yusuf,2005:206).
b)      Gembira dan bahagia
Perasaan gembira dari remaja belum banyak diteliti. Perasaan gembira sedikit mendapat perhatian dari petugas peneliti dari pada perasaan marah dan takut atau problema lain  yang memantulkan kesedihan. Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan dicintainya itu mendapat sambutan oleh yang dicintai. Perasaan bahagia ini dihayati itu dihayati secara berbeda-beda setiap indiviidu. Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan  baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energy emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
c)      Kemarahan dan permusuhan
Dalam upaya memahami remaja, ada empat faktor yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah.
1)      Adanya kenyataan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi dirinya sendiri. Selama masa remaja, fungsi marah terutama terutama untuk melindungi haknya untuk menjadi independent, dan menjamin hubungan antara dirinya dan pihak lain yang berkuasa.
2)      Pertimbangan penting lainnya ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak hanya merupakan subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut, tetapi juga mempunyai sikap-sikap dimana ada sisa kemarahan dalam bentuk permusuhan yang meliputi kemarahan masa lalu. Sikap permusuhan berbentuk dendam, kesedihan, prasangka, atau kecenderungan untuk merasa tersiksa.
3)      Perasaan marah sengaja disembunyikan dan sering kali tampak dalam bentuk yang samar-samar. Bahkan seni dan cinta mungkin dipakai sebagai alat kemarahan.
4)      Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri. Dalam beberapa hal, aspek ini merupakan yang sangat penting dan juga paling sulit dipahami. (sunarto,2002:154)
d)     Ketakuttan dan kecemasan
Menjelang anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pesang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, serinng kali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari persoalan kehidupan. Tidak ada seorangpun yang menerjunkan dirinya dalam kehidupan dapat hidup tanpa rasa takut. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah menyerah terhadap rasa takut, seperti terjadi bila seorang begitu takut sehinggai tidak berani mencapai apa yang ada sekarang atau masa depan yang tidak menentu.
rasa takut yang disebapka otoriter orang tua yang akan menyebapkan aankl itu tidak berkembang daya kreatifnya dan menjadi orang penakut, apatis, dan penggugup. selanjutnya sikap apatisyang timbul oleh otoriter orang tua aknmengakibatkan anak menjadi pendiam, memencilkan diri, tak sanggup bergaul dengan orang lain (Willis,2005:57).
e)      frustasi dan dukacita
frustasi merupakan keadaansaat individu mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannya, terutama bila hambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. konsekuensi frustasi dapat menimbulkan perasaan rendah diri.
dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang tidak terlalu berat, tetapi menggangu ndividu. keadaan ini terjadi bila kehilangan sesuatu atau seseorangyang sangat berarti buat kita. kalau dialami dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebapkan kerusakan fisik dan psikis yang cukup serius sehingga depresi.
2.3  faktor-faktor mempengaruhi perkembangan emosi remaja awal
sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. perkembangan intelektual menghasilkan kemepuan unntuk memehaami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dimana itu menimbulkan emosi terarah pada satu subjek. kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. dan itu menyebapkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih mudah. kegiatan belajar juga turut menunjang perkembangann emosi.


BAB III
PENUTUP
2.4  SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Setelah melewati masa kanak-kanak (usia 6-12 tahun) yang relative tenang, masa remaja ditandai dengan kehidupan emosi yang lebih bergejolak. Aturan tidak boleh merokok di rumah mulai ditinggalkan. Agar diakui sebagai manusia yang telah dewasa ia akan merokok  atau minum minuman beralkohol karen kebiasaan merokok sering  dianggap sebagai lambang kedewasaan dan lambang kejantanan. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi  ileh lingkungan dan teman-teman  sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negative yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa remaja pada masa pubertas mempercayakan temn-temannya sebagai sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral (bemtt dan percy, 1986). Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kongnitif, dan sosial dari remaja ini adalah umum.
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain.
sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar.
2.5  SARAN
Atas nama kelompok III selaku  penyusun materi pembahasan Perkembagan Intelektual Pada Masa Remaja Awal menyarankan agar susunan materi pembahasan yang telah tersusun menjadi sebuah makala ini dapat dijadikan bahan dalam diskusi nanti, serta diharapkan juga dapat membantu kita untuk lebih memahami materi-materi dalam  mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Dan kami selaku  penyusun sadar bahwa susunan materi pembahasan ini masih banyak kekurangan  untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dari pada materi pembahasan yang telah disusun ini.


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B,
1990.perkembangan anak.Jakarta.Erlangga.
Hurlock, E.
2002.psikologi perkembangan.Jakarta.Erlangga.
Joewana satya, M.D.
2002.Gangguan mental dan perilaku akibat zat psiko aktif.Jakarta.Gramedia.
Djiwandono Waryani Sri Esti.
2003.psikologi pendidikan.Jakarta.PT gramedia.

Minggu, 09 Desember 2012

Perkembangan fisik pada masa pubertas


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Puberitas adalah periode yang termasuk masa anank-anak akhir dan masa remaja. Maka dikatakan, bahwa periode ini adalah periode yang tumpang tindih.  periode ini dikatakana karena anak tidak dapat dianggap sebagai kanak-kanak lagi, sebab sudah mengalami perubahan jasmani dan tingkah lakunya, akan tetapi juga dapat dianggap anak remaja. Pubertas adalah periode yang pendek. Periode ini berjalan kurang lebih selama 4(empat) tahun.
Puberitas adalah waktu dimana terjadi perubahan dengan cepat. Dalam periode ini terjadi perubahan fisik dan psikologis dengan cepat. Badan anak berubah bentuknya dari badan kanak-kanak ke bentuk badan yag dewasa, dan tingkah laku yang kekanak-kanakan berubah menjadi tingkah laku yang lebih matang. Perubahan- perubahan yang cepat ini membawa kebingungan, perasaan tidak mampu dan perasaan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan dan seringkali menyebabkan timbulnya tingkah laku yang tidak menyenangkan bagi orang lain.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami akan memaparkan sedikit masalah Perkembangn Fisik Pada Masa Pubertas.

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini disusun adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca tentang perkembangan anak yang sedang menglami masa Pubertas.
2.      Mengetahui ciri-ciri anak yang sedang menginjak usia ini serta mengetahui bahaya-bahayannya.
3.      Sebagai tugas kelompok untuk salah satu penilaian semester I mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.
1.4  Manfaat Penulisan
Dalam usia remaja anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan dan memerlukan kesiapan  mental. Di usia remaja anak mulai mencari dan memahami pribadi dirinya sendiri dan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, semua itu mendorongnya untuk bereksperimen dan mencari tahu.
Maka dari itu, tentunya Makalah ini  sangat bermanfaat bagi kita semua, terutama kepada kita sebagai Generasi Penerus Bangsa. Kita dapat mempelajari lebih dalam tentang Perkembangan Sosial  Masa Pubertas yang saat ini sudah semakin menjadi-jadi. Selain itu, kita dapat mengetahui segala problematika yang sedang terjadi pada kalangan remaja saat ini.

BAB  II
PEMBAHASAN
2.1   Perkembagan Fisik Pada Masa Pebertas
Telah kita ketahui bersama, bahwa pubertas tidak sama dengan masa remaja. Bagi sebagian besar diantara kita, masa pubertas berakhir jauh sebelum masa remaja selesai. Meski demikian, masa pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Meskipun kita tidak mengetahui secara persis hal-hal yang mengawali pubertas, terdapat sejumlah faktor kompleks yang cenderung dilibatkan. Puberitas diiringi dengan berbagai perubahan yang berlangsung dalam sistem endokrin, berat badan, lemak tubuh, meskipun kita tidak mengetahui apakah semua perubahan ini merupakan penyebab atau konsekuensi dari pubertas (Dorn,2004)
Ada 4 macam perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, antara lain :
1.      Perubahan dalam ukuran badan
2.      Perubahan dalam perbandingan bagian-bagian badan
3.      Perubahan ciri-ciri seks primer
4.      Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Berikut penjelasan dari ke 4(empat) macam perubahan fisik pada masa pubertas.
I.       Perubahan Ukuran Berat Badan
Yang dimaksud dari adanya perubahan ukuran berat badan disini yaitu perubahan dalam 2(dua) hal berupa, perubahan tinggi badan dan perubahan berat badan. Berikut akan di jelaskan dua hal tersebut.
a.       Perubahan Dalam Hal Tinggi Badan
Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan berlangsung lambat. Sementara masa pubertas merupakan masa dimana pertumbuhan berlangsung paling pesat. Pertumbuhan cepat atau “spurt” dalam tinggi badan pada umumnya mendahului “spurt” dalam berat badan. Masa pubertas adalah salah satu dari masa-masa dalam kehidupan manusia dimana terjadi pertambahan yang cepat dalam ukuran bagian-bagian badan seseorang serta terjadi perubahan –perubahan dalam bentuk badannya.
Pertumbuhan cepat pertama kali, terjadi dalam periode prenatal dan dalam waktu setengah tahun pertama kehidupan postnatal.
Periode pertumbuhan cepat yang kedua ini dinamakan “ the adolescent growth spurt ”. Pertumbuhan cepat untuk anak wanita mulai antara 8 ½ tahun sampai 11 ½ tahun dan mencapai puncaknya pada umur 12 ½ tahun . Sejak itu kecepatan bertumbuh cepat berkurang sehingga berakhir pada umur 15 tahun atau 16 tahun. Sesudah itu pertumbuhan anak tidak berjalan begitu cepat. Pola pertumbuhan cepat ini sama pada anak-anak pria, akan tetapi anak-anak pria mulainya lebih lambat dan pertumbuhan cepatnya berjalan lebih lama. Untuk anak pria pertumbuhan cepat mulai antara umur 10 ½ tahun sampai 14 ½ tahun. Mencapai puncaknya antara umur 14 ½  tahun sampai 15 ½ tahun dan diikuti dengan berkurangnya kecepatan bertumbuh secara sedikit demi sedikt sampai kurang lebih umur 20 tahun dimana perubahan mencapai akhir.
Akhirnya, pertambahan tinggi tubuh yang pesat pada laki-laki menghasilkan kaki yang lebih panjang dibandikan perempuan. Dalam banyak kasus, struktur tubuh laki-laki menjadi lebih kurus selama masa pubertas, sementara struktur wajah perempuan menjadi lebih kuat dan lembut.
Ternyata, tinggi badan anak juga dipengaruhi oleh faktor warisan maupun oleh makanan dan kesehatan. Biasanya apa bila orang tuanya tinggi maka anak pun akan memiliki postur tubuh yang tinggi pula begitu sebaliknya.
b.      Perubahan Dalam Hal Berat Badan
Beberapa penelitian berpendapat bahwa seorang anak harus meraih suatu massa yang krtis sebelum masa puberta. Beberap ahli bahkan mengatakan bahwa berat tubuh sekitar 106 3 pon dapat memicu dan berakhirnya pertambahan tubuh yang pesat di masa pubertas (Friesh, 1984).
Para ilmuan lain berhipotesis bahwa munculnya menatche di pengaruhi oleh presentase lemak tubuh dikaitkan dengan berat tubuh total. Menurut para ilmuan, sejak menatche berlangsung, minimal 17% berat tubuh, presentase ini tidak dibuktikan secara konsisten.

Laju pertambahan berat tubuh remaja kurang lebih menyerupai laju pertambahan berta tubuhnya. Pertambahan berat tubuh berlangsung bersamaan dengan dimulainya masa pubertas (Susman dan Rogal, 2004). 50% dari berat tubuh orang dewasa diperoleh dimasa remaja (Rogal, Reommich, dan Clark, 1998).

Bertambahnya berat badan selama masa pubertas tidak hanya di sebabkan oleh karena bertambahnya lemak, akan tetapi juga bertambahnya jaringan-jaringan tulang dan otot. Selama masa pubertas, tulang-tulang menjadi tambah panjang, berubah bentuknya dan struktur internya, serta tulang-tulang menjadi keras. Pada saat umur kurang lebih 17 tahun tulang-tulang anak wanita boleh dikatakan matang dalam hal ukuran dan osisfikasi (Penualangan). Pada anak laki-laki perkembangan kerangkanya lengkap kurang lebih 2 tahun kemudian.
Dalam masa kanak-kanak, 25% dari keseluruhan berat badan disebabkan oleh beratnya otot, sedangkan pada umur 16 tahun, 45% dari keseluruhan berat badan disebabkan karena beratnya otot. Pertambahan jaringan otot yang paling banyak bagi anak wanita, terjadi antara umur 12 tahun sampai 15 tahun dan untuk anak laki-laki antara umur 15 tahun sampai 16 tahun. Jadi, meskipun berat badan anak-anak wanita atau pria dalam masa pubertas bertambah dengan cepat, meraka kelihatan panjang dan lurus.
II.    Perubahan Perbandingan Bagian-Bagian Tubuh
Badan bertambah berat dala masa pubertas, akan tetapi tidak seluruh badan bertumbuh dengan kecepatan yang sama. Ada bagian-bagian badan yang sekarang kelihatan terlalu besar jika dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. Misalnya : Tangan, kaki, dan hidung. Hal ini disebabkan karena bagian-bagian ini mecapai ukuran dewasa lebih cepat dari pada bagian-bagian badan lainnya. Pada akhir masa remaja telah tercapai perbandingan antara bagian-bagian badan seperti pada orang dewasa.

III. Perkembangan Ciri-Ciri Seks Primer
Pada anak wanita perkembangan organ-organ seks dinyatakan dengan timbulnya haid atau “Menasche” yang terjadi diakhir siklus masa pubertas. Awalnya, siklus menstruasi berlangsung secara sangat tidak teratur dan selama beberapa tahun pertama, remaja wanita mungkin tidak mengalami ovulasi disetiap siklus. Dalam beberapa kasus, remaja wanita belum subur sampai 2(dua) tahun setelah periode di mulai. Pada masa menstruasi awal sering kali anak wanita sering sakit kepala, pinggang, perut, dan sebagainya yang menyebabkan anak wanita mudah lelah dan mudah pula tuk marah.
Pada anak pria perkembangan oragan-organ seks dinyatakan dengan timbulanya “nocturnal emissions” atau polusi atau yang sering kita kenal dengan ejakulasi pertama (spermach) hal ini biasanya berlangsung melalui manstruba atau mimpi basah. Rentang normal dan rata-rata usia perkembangan karakterteristik seksual ini bersama-sama dengan bertambahnya tinggi tubuh.
IV. Perkembangan Ciri-Ciri Seks Sekunder
Di dalam masa pubertas, lama kelamaan ternyata adanya perbedaan tampang antara anak-anak wanita dan pria yang makin lama makin kelihatan jelas. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perkembangan cirri-ciri sekunder, yaitu cirri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin itu.
Ciri-ciri ini dinamakan sekunder, karena tidak langsung berhubungan dengan reproduksi, seperti halnya cirri-ciri seks primer, akan tetapi secara indirek, ciri-ciri itu dapat dikatakan berhubungan juga dengan reproduksi, karena mebuat anggota-anggota lawan jenis selama badan tetap tinggal kekanak-kanakan tidak akan ada apa yang dinamakan “sex appeal”. Hal ini akan berubah dengan timbulnya ciri-ciri seks sekunder. Berikut ciri-ciri nya:
a)      Pada anak pria nampak hal sebagai berikut :
Ø   Membesarnya penis dan tertikel.
Ø   Melebarnya bahu.
Ø   Timbulnya “pubic hair”, rambut di daerah alat  kelamin.
Ø   Timbulnya “Axillary hair”, rambut diketiak, sering kali tumbuh bersama rambut lengan, kaki, dan badan.
Ø   Kulit menjadi lebih kasar.
Ø   kelenjar-kelenjar yang menghasikan lemak didalam kulit yang disebut sebaceous, menjadi aktif sekali, sehimgga timbul banyak kulkul/acne.
Ø   Kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif sehingga bayak mengeluarkan keringat.
Ø   Terjadi perubahan suara, kurang lebih umur 13 tahun suara laki-laki,mulau membesar dan tidak terlalu jelas.
b)      Pada anak wanita nampak hal sebagai berikut :
Ø   Membesarnya buah dada.
Ø   Perkembangan pinggul, yang membesar dan menjadi bulat karna di sebabkan oleh membesarnya tulang pinggul atau “pelvis” dan juga bertambahnya lemak.
Ø   Timbulnya “Axillary hair”, rambut diketiak.
Ø   Timbulnya “pubic hair”, rambut di daerah alat  kelamin.
Ø   Kulit menjadi lebih kasar.
Ø   Kelenjar “sebaceous” menjadi lebih besar dan aktif yang menyebabkan timbulanya acne atau kukul.
Ø   Kelenjar-kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Ø   Perubahan suara, yang dari suara kekanak-kanankan menjadi lebih rendah dan merdu.
Selain itu, tanda kematangan seksual yang paling mecolok pada masa pubertas pada remaja laki-laki adalah bertambah panjangnya penis, perkembangan testis, dan tumbuhnya rambut di wajah. Sedangkan, pada perempuan ada dua aspek perubahan yang paling Nampak pada masa pubertas yakni tumbuhnya rambut kemaluan dan bertambah besarnya buah dada(payudara).
2.1   Perkembagan Fisik Pada Masa Pebertas Secara Biologis
A. Perkembangan fisik secara biologis pada wanita
Ada beberapa tahapan perkembangan fisik secara biologis pada wanita antara lain :
v   Tahap 1 dimana puting menojol sedikit atau payudara wanita yang masih dalam keadaan rata.
v   Tahap 2 mekarnya buah dada, artinya pada ini puting mulai menojol sedikit demi sedikit pada tahap ini payudara berupa gundukan kecil.
v   Tahap 3 dimana payudara dan puting lebih membesar, artinya payudara dan putting lebih menojol dari pada tahap 2.
v   Tahap 4 dimana puting membentuk tonjolan dipuncak payudara.
v   Tahap 5 atau tahap dewasa matang dimana pada tahap ini payudara telah penuh, artinya pada tahap ini payudara telah terisi penuh karena sudah pada dewasa yang matang dan putingpun lebih menojol.
B. Perkembangan fisik secara biologis pada laki-laki
Ada beberapa tahapan perkembangan fisik secara biologis pada laki-laki antara lain :
v   Testis, skrotum dan penis tanpa rambut. Artinya pada tahap awal ini testis, skrotum dan penis masih berbentuk seperti penis anak-anak dan belum ada rambut di sekitar kemaluan.
v   Rambut-rambut kecil, testil dan skrotum mulai membesar. Artinya pada tahap ke2 ini terdapat tumbuhnya rambut-rambut halus serta skrotum dan testis sudah mulai membesar dan juga penis mulai tumbuh sedikit.
v   Rambut lebih gelap dan kasar, artinya pada tahap yang ke 3 ini rambut telah menyebar meliputi area lebih luas. Penispun bertambah panjangnya, serta tesis dan skrotum telah tumbuh dan turun lebih jauh dari pada tahap ke2.
v   Rambut semakin gelap dan sekasar pada laki-laki dewasa, namun area liputannya tidak seluas laki-laki dewasa. Artinya pada tahap, penis lebih besar dan panjang, serta kepala penis lebih besar, skrotum lebih gelap dan besar karena testis telah membesar.
v   Rambut telah menyebar keselangkangan dan kini serupa dengan laki-laki dewasa. Artinya pada tahap ini, penis, skrotum dan testis sudah berukuran dan berbentuk seperti alat kelamin laki-laki dewasa.



BAB  III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Dari adanya pembahasan-pembahasan  Perkembagan Fisik Pada Masa Pubertas diatas dapat di simpulkan bahwa yang mana terdapat banyak perubahan fisik yang terjadi di masa pubertas baik perubahan fisik pada perempuan  maupun perubahan fisik pada laki-laki. Secara umum  perkembangan fisik dimasa pubertas terdapat 4(empat) macam perubahan fisik pada masa pubertas baik perempuan maupun laki-laki yaitu : Perubahan dalam ukuran badan, Perubahan dalam perbandingan bagian-bagian badan, Perubahan ciri-ciri seks primer, dan Perubahan ciri-ciri seks sekunder. Empat macam perubahan fisik ini telah di jelaskan pada bab pembahasan diatas. Kemudian perkembangan fisik dimasa pubertas juga dapat di lihat dari perkembangan fisik secara biologis baik laki-laki dan perempuan. Dimana pada perkembangan fisik secara biologis ini lebih menjelaskan secara tahap demi tahap perubahan yang terjadi pada alat seksual (alat kelamin) baik perempuan maupun laki-laki.

B.       SARAN
Atas nama kelompok III selaku  penyusun materi pembahasan Perkembangan Fisik Pada Masa Pubertas menyarankan agar susunan materi pembahasan yang telah tersusun menjadi sebuah makala ini dapat dijadikan bahan dalam diskusi nanti, serta diharapkan juga dapat membantu kita untuk lebih memahami materi-materi dalam  mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Dan kami selaku  penyusun sadar bahwa susunan materi pembahasan ini masih banyak kekurangan  untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dari pada materi pembahasan yang telah disusun ini.



DAFTAR PUSAKA

Soesilowindradini. 1954. Psikologi Perkembagan Masa Remaja. Surabaya. Usaha Nasional.
Santrockw, John.  2007. Remaja (jilid 1). Jakarta. Erlangga
Santrockw, John.  2007.  Remaja (jilid 2). Jakarta. Erlangga
Hurlock B, Elijabeth. 1978.  Perkembagan Anak. Jakarta.  Erlangga.