BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak-anak
yang berusia 12 atau 13 tahun sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan
yang mengalami masa remaja atau sering disebut dengan Masa Pubertas. Masa ini
masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banayak
perubahan pada intelektualnya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan
kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang Barat
sebagai periode Sturm Und Drang. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak
emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma
sosial yang berlaku dikalangan masyarakat.
Remaja
didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan intelektual
karena Pubertas serta perubahan kognitif dan social.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari uaraian di atas sudah tergambar
pembahasan yang akan kami uraikan dalam makalah ini, yaitu tentang “Perkembangan intelektual pada masa puber atau
awal remaja”. Rumusan masalah yang akan dibahas dapat kami gambarkan
dalam uraian berikut ini:
1. perkembangan emosional pada masa
remaja awal
2. jenis-jenis perkembangan emosional
pada masa remaja awal
3. faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja awal
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
makalah ini disusun adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan penyusun dan
pembaca tentang perkembangan anak yang sedang menglami masa Pubertas.
2. Mengetahui ciri-ciri anak yang
sedang menginjak usia ini serta mengetahui bahaya-bahayannya.
3. Sebagai tugas kelompok untuk salah
satu penilaian semester I mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.
1.4
Manfaat Penulisan
Dalam usia remaja anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang cukup signifikan dan memerlukan kesiapan mental. Di usia remaja anak mulai mencari dan
memahami pribadi dirinya sendiri dan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, semua itu mendorongnya untuk bereksperimen dan mencari tahu.
Maka
dari itu, tentunya Makalah ini sangat
bermanfaat bagi kita semua, terutama kepada kita sebagai Generasi Penerus
Bangsa. Kita dapat mempelajari lebih dalam tentang Perkembangan Sosial Masa Pubertas yang saat ini sudah semakin
menjadi-jadi. Selain itu, kita dapat mengetahui segala problematika yang sedang
terjadi pada kalangan remaja saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL PADA
MASA REMAJA AWAL
2.1
Perkembangan emosional pada masa remaja awal
Setelah melewati masa kanak-kanak (usia 6-12 tahun)
yang relative tenang, masa remaja ditandai dengan kehidupan emosi yang lebih
bergejolak. Remaja mulai melonggarkan ikatan emosional dengan kedua orang
tuanya walaupun secara finansial remaja menyadari bahwa dirinya masih
bergantung kepada orang tua. Melonggarnya ikatan emosional dengan orang tua memang diperlukan dalam
rangka membentuk identitas dirinya sendiri. Pada saat itu remaja mulai
meninggalkan sebagian aturan, nilai atau norma yang berlaku dirumah orang
tuanya, dan mulai mencari nilai baru dalam kehidupan pertemanan dengan teman
sebayanya. Aturan tidak boleh merokok di rumah mulai ditinggalkan. Agar diakui
sebagai manusia yang telah dewasa ia akan merokok atau minum minuman beralkohol karen kebiasaan
merokok sering dianggap sebagai lambang
kedewasaan dan lambang kejantanan. Minum minuman beralkohol melambangkan
kehidupan modern, bahkan dalam iklan
sering digambarkan sebagai lambang
keberhasilan. Semangat untuk melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitarnya mendorong remaja
untuk melakukan kegiatan baru dan mengandung resiko berbahaya. Remaja berusia
15-16 tahun mempunyai keyakinan yang khas dan unik (personal fable) bahwa apa
yang dapat terjadi pada orang lain, tidak akan terjadi pada dirinya. Ia percaya
bahwa melakukan hal yang menyimpang tidak akan merugikan dirinya walaupun
kenyataanya menunjukan hal yang sebaliknya.
Mengingat bahwa masa
remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal
negatif yang dapat merugikan dirinya
sendiri dan orang lain. Remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti
bagaiman remaja mampu untuk member kesan yang baik tentang dirinya, mampu
mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakn diri dengan
lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi
sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada
sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar.
Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa remaja pada masa pubertas mempercayakan temn-temannya sebagai
sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral (bemtt dan percy, 1986).
Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kongnitif, dan sosial
dari remaja ini adalah umum. Walaupun praremaja pada umumnya bahagia dan
optima, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti:
1.
Tidak diterima
oleh kelompoknya,
2.
Tidak mempunyai
sahabat,
3.
Dihukum oleh
orang tua mereka,
4.
Mempunyai orang
tua yang bercerai,
5.
Tidak
melaksanakan tugas sekolah, dan
6.
Sakit hati
Emosi lain dari masa
ini meliputi moral (ketakutan tidak dapat mengontrol kemrahanya), merasa
bersalah, frustasi, dan iri hati. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari
bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian dari pertumbuhan
mereka.
2.2
Jenis-jenis
perkembangan emosional pada remaja awal
Pola emosi remaja
adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal
adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih,
dan lain-lain. Berikut penjelasannya.
a)
Cinta/kasih
sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah
kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan
cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan
kemampuan untuk memberinya. Tidak ada ramaja yang dapat hidup bahagia dan sehat
tanpa mendapatkan cinta orang lain. Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta
menjadi sangat penting, walaupun kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan
secara rapi. Para remaja yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan
mempunyai sikap permusuhan besar kemunkinan
disebapkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari ( sunarto,2002:152).
Pada zaman remaja adalah puncak wujudnya perasaan
cinta romantis. Remaja yang mempunyai cirri-ciri romantis adalah remaja yang
mengalami tarikan heteroseksual (tariakan antara remaja yang berlainan kelamin)
melalui pendampingan mereka dengan remaja lain. Menurut dr rohati majzub, perasaan
romantis membawa pengertian bahwa mereka menganggap dan mengambarkan individu
yang dicintai itulah yang paling ideal, mempunyai watak, sahsiah atau ciri-ciri
yang memikat hati remaja.
Kebutuhan akan kasih sayang dapat diekspresikan jika
seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari orang lain, baik orang tua,
teman dan orang dewasa lainnya. Kasih sayang akan sulit untuk dipuaskan pada
suasana yang mobilitas tinngi. Kebutuhan akan kasih sayang dapat dipuaskan
melalui hubungan yang akrab dengan yang lain. Kasih sayang merupakan keadaan
yang dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati, kegagalan
dalam mencapai kepuasan kebutuhan kasih sayang merupakan penyebap utama dari
gangguan emosional (Yusuf,2005:206).
b)
Gembira dan
bahagia
Perasaan gembira dari remaja belum banyak diteliti.
Perasaan gembira sedikit mendapat perhatian dari petugas peneliti dari pada
perasaan marah dan takut atau problema lain
yang memantulkan kesedihan. Rasa gembira akan dialami apabila segala
sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan
jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan
dicintainya itu mendapat sambutan oleh yang dicintai. Perasaan bahagia ini
dihayati itu dihayati secara berbeda-beda setiap indiviidu. Bahagia muncul
karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan
baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih
baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energy emosional dari
situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
c)
Kemarahan dan
permusuhan
Dalam upaya memahami remaja, ada empat faktor yang
sangat penting sehubungan dengan rasa marah.
1)
Adanya kenyataan
bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya
dan menjadi dirinya sendiri. Selama masa remaja, fungsi marah terutama terutama
untuk melindungi haknya untuk menjadi independent, dan menjamin hubungan antara
dirinya dan pihak lain yang berkuasa.
2)
Pertimbangan
penting lainnya ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak hanya merupakan
subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut, tetapi juga mempunyai
sikap-sikap dimana ada sisa kemarahan dalam bentuk permusuhan yang meliputi
kemarahan masa lalu. Sikap permusuhan berbentuk dendam, kesedihan, prasangka,
atau kecenderungan untuk merasa tersiksa.
3)
Perasaan marah
sengaja disembunyikan dan sering kali tampak dalam bentuk yang samar-samar.
Bahkan seni dan cinta mungkin dipakai sebagai alat kemarahan.
4)
Kemarahan mungkin
berbalik pada dirinya sendiri. Dalam beberapa hal, aspek ini merupakan yang
sangat penting dan juga paling sulit dipahami. (sunarto,2002:154)
d)
Ketakuttan dan
kecemasan
Menjelang anak mencapai remaja, dia telah mengalami
serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pesang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa,
serinng kali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari persoalan
kehidupan. Tidak ada seorangpun yang menerjunkan dirinya dalam kehidupan dapat
hidup tanpa rasa takut. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa
takut adalah menyerah terhadap rasa takut, seperti terjadi bila seorang begitu
takut sehinggai tidak berani mencapai apa yang ada sekarang atau masa depan
yang tidak menentu.
rasa takut yang disebapka otoriter orang tua yang
akan menyebapkan aankl itu tidak berkembang daya kreatifnya dan menjadi orang
penakut, apatis, dan penggugup. selanjutnya sikap apatisyang timbul oleh
otoriter orang tua aknmengakibatkan anak menjadi pendiam, memencilkan diri, tak
sanggup bergaul dengan orang lain (Willis,2005:57).
e)
frustasi dan
dukacita
frustasi merupakan keadaansaat individu mengalami
hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannya, terutama bila hambatan tersebut
muncul dari dirinya sendiri. konsekuensi frustasi dapat menimbulkan perasaan
rendah diri.
dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang
tidak terlalu berat, tetapi menggangu ndividu. keadaan ini terjadi bila
kehilangan sesuatu atau seseorangyang sangat berarti buat kita. kalau dialami
dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebapkan kerusakan fisik dan
psikis yang cukup serius sehingga depresi.
2.3 faktor-faktor
mempengaruhi perkembangan emosi remaja awal
sejumlah penelitian
tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada
faktor kematangan dan faktor belajar. kematangan dan belajar terjalin erat satu
sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. perkembangan intelektual
menghasilkan kemepuan unntuk memehaami makna yang sebelumnya tidak dimengerti
dimana itu menimbulkan emosi terarah pada satu subjek. kemampuan mengingat juga
mempengaruhi reaksi emosional. dan itu menyebapkan anak-anak menjadi reaktif
terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih
mudah. kegiatan belajar juga turut menunjang perkembangann emosi.
BAB III
PENUTUP
2.4 SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa
Setelah melewati masa kanak-kanak (usia 6-12 tahun) yang relative tenang, masa
remaja ditandai dengan kehidupan emosi yang lebih bergejolak. Aturan tidak
boleh merokok di rumah mulai ditinggalkan. Agar diakui sebagai manusia yang
telah dewasa ia akan merokok atau minum
minuman beralkohol karen kebiasaan merokok sering dianggap sebagai lambang kedewasaan dan
lambang kejantanan. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling
banyak dipengaruhi ileh lingkungan dan
teman-teman sebaya dan dalam rangka
menghindari hal-hal negative yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain. Remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan
emosional.
Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa remaja pada masa pubertas mempercayakan temn-temannya sebagai
sumber sosial dan sebagai pemberi dukungan moral (bemtt dan percy, 1986).
Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kongnitif, dan sosial
dari remaja ini adalah umum.
Pola emosi remaja
adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal
adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih,
dan lain-lain.
sejumlah penelitian
tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada
faktor kematangan dan faktor belajar.
2.5 SARAN
Atas nama kelompok III selaku penyusun materi pembahasan Perkembagan Intelektual Pada Masa Remaja
Awal menyarankan agar susunan materi pembahasan yang telah tersusun menjadi
sebuah makala ini dapat dijadikan bahan dalam diskusi nanti, serta diharapkan
juga dapat membantu kita untuk lebih memahami materi-materi dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Dan kami selaku penyusun sadar bahwa susunan materi
pembahasan ini masih banyak kekurangan
untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dari pada materi pembahasan
yang telah disusun ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock,
B,
1990.perkembangan anak.Jakarta.Erlangga.
Hurlock,
E.
2002.psikologi perkembangan.Jakarta.Erlangga.
Joewana
satya, M.D.
2002.Gangguan mental dan perilaku akibat zat
psiko aktif.Jakarta.Gramedia.
Djiwandono
Waryani Sri Esti.
2003.psikologi pendidikan.Jakarta.PT
gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar